Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), Balitbang-Diklat Kementerian Agama danProdi Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak mengadakan ikatan kerjasama dalam upaya pelestarian manuskrip Al-Quran. Kerjasama ini diawali dengan menggelar Workshop Manuskrip Al-Qur’an Nusantara di Aula Masjid Syarif Abdurrani Mahmud IAIN Pontianak, Kalimantan Barat. Hadir sebagai pembicara, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Dr. Muchlis M.Hanafi, MA, Dekan FUAD, Dr. Ismail Ruslan, M.Si, Dr. Wajidi Sayadi, MA, serta dua peneliti LPMQ, Zarkasi, MA dan Ahmad Jaeni, MA.
Workshop dibuka oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, S.Ag, MA. Sebagai keynote speech, Syarif mengatakan bahwa Rektorat akan mendorong civitas akademika IAIN Pontianak untuk mengkaji manuskrip Al-Qur’an Nusantara, khususnya yang ada di Pontianak dan Kalimatan Barat pada umumnya. Syarif berharap, workshop ini bisa memberikan gambaran metodologis tentang bagaimana meneliti dan mengkaji manuskrip Al-Qur’an sehingga bisa memberikan manfaat baik untuk masyarakat maupun untuk pengkaji mushaf itu sendiri.
Dukungan serupa disampaikan Kepala LPMQ, Dr. Muchlis M. Hanafi MA. Menurutnya, Mushaf Pontianak, Kalimantan Barat memiliki iluminasi indah. Mushaf-mushaf ini terdapat di antaranya di Kesultanan dan menjadi koleksi perorangan.
“Berdasarkan penelitian dan kajian ini, LPMQ ke depan akan membuat database mushaf Al-Qur’an Nusantara dalam bentuk aplikasi sehingga bisa diakses oleh semua kalangan, terutama para peminat kajian Al-Qur’an” terangnya di Pontianak.
Bukhori, M.Pd selaku Ketua Program Stuid IAT FUAD IAIN Pontianak mengungkapkan bahwa Workshop ini digelar sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan manuskrip mushaf Al-qur’an di Nusantara, khususnya di wilayah Kalbar, sebagai benda cagar budaya yang harus dijaga, dirawat, dan dilestarikan dengan sebaik-baiknya.
Ismail Ruslan dalam paparannya menjelaskan akan memasukan mata kuliah kajian mushaf pada program studi IAT FUAD. Terobosan itu diharapkan akan memberikan ruang bagi mahasiswa untuk melakukan kajian terhadap manuskrip Al-Qur’an.
Pemateri lainnya, Dr. Wajidi memaparkan sejumlah tempat yang menyimpan koleksi manuskrip Al-Qur’an Kalimantan Barat. Tempat penyimpanan itu antara lain di Kesultanan Kadiriyah, Kesultanan Amantubillah. Tempat lainnya ada di musuem, dan menjadi koleksi perorangan.
Ahmad Jaeni dan H. Zarkasi di sesi selanjutnya masing-masing membahas temuan penelitian atas 23 manuskrip Al-Qur’an Pontinak berikut metode yang digunakan untuk mengkaji manuskrip Al-Qur’an.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi upaya menggagas berdirinya Centre of Execellent terkait mushaf kuno Nusantara pada lab. Qur’an Centre Jurusan IAT FUAD IAIN Pontianak yang memiliki informasi yang komprefensif terkait manuskrip Al-Qur’an Nusantara.